Tanya Jawab PIN Polio Tahap 2 Tahun 2024
by Puskesmas Sekip · Published · Updated
Polio (Poliomyelitis) adalah penyakit yang sangat menular yang disebabkan oleh virus Polio. Virus Polio menyerang sistem saraf dan dapat menyebabkan kelumpuhan mendadak dan kecacatan seumur hidup, bahkan kematian akibat kelemahan pada otot pernafasan.
Polio sangat berbahaya dan bisa menular pada anak yang tidak memiliki kekebalan terhadap penyakit polio. Sekali anak terkena polio, tidak pernah bisa disembuhkan. Polio tidak bisa diobati, namun bisa dicegah dengan imunisasi.
1. Hampir 90% dari yang terinfeksi tidak mengalami gejala atau mengalami gejala ringan seperti sakit tenggorokan, demam,
mual, kelelahan, sakit kepala, kekakuan di leher, nyeri pada anggota badan, dan nyeri perut.
2. Anak yang terinfeksi virus polio berisiko mengalami kelumpuhan.
3. Kelumpuhan biasa terjadi dalam 7-21 hari setelah terinfeksi. Apabila ditemukan kasus kelumpuhan mendadak pada anak-anak <15 tahun, segera laporkan kepada Puskesmas atau fasilitas kesehatan terdekat.
Karena virus polio dapat menyerang susunan saraf pusat manusia, apabila yang diserang ada saraf motorik (alat gerak), manusia bisa lumpuh layuh tiba-tiba.
Kasus Polio paling banyak terjadi pada anak usia di bawah 5 tahun, namun polio juga dapat terjadi pada semua usia.
1. Anak-anak yang tidak mendapatkan imunisasi polio yang lengkap.
2. Anak-anak yang tinggal di wilayah yang memiliki banyak anak tidak mendapatkan imunisasi polio lengkap.
3. Anak-anak yang tinggal di lingkungan sanitasi buruk dan tidak menerapkan Pola Hidup Bersih Sehat (PHBS), seperti tidak mencuci tangan dengan sabun, buang air besar sembarangan.
1. Virus Polio masuk ke dalam tubuh melalui mulut, lewat air, atau makanan yang tercemar kotoran/tinja yang mengandung virus Polio. Virus akan berkembang biak dalam saluran pencernaan dan menyerang sistem saraf.
2. Virus polio di dalam tinja dapat bertahan selama beberapa waktu dan menjadi sumber penularan.
3. Anak yang belum mendapatkan imunisasi polio (4 kali polio tetes dan 2 kali polio suntik) lengkap, sangat rentan untuk terinfeksi virus polio dan menyebarkannya ke lingkungan sekitar.
Imunisasi polio lengkap merupakan upaya pencegahan yang paling efektif dalam mencegah penyakit polio. Agar virus polio tidak menular dan menyebar luas di masyarakat, maka kita semua harus memastikan sebagian besar anak (minimal 95% anak) yang merupakan sasaran mendapatkan imunisasi polio lengkap di seluruh desa/kelurahan.
Demam merupakan reaksi yang sangat normal, namun demikian tidak semua anak yang mendapatkan imunisasi akan mengalami demam. Jika anak demam, kompres menggunakan air hangat.
Sebaiknya pemberian imunisasi pada anak sakit ditunda dulu. Berikanlah imunisasi setelah anak sembuh atau sesuai saran dari dokter.
Anak yang sudah diimunisasi masih bisa terkena penyakit bila status imunisasinya tidak lengkap. Penting sekali melengkapi status imunisasi rutin lengkap pada anak sesuai waktu, usia, dan dosis pemberian untuk membentuk imunitas pada anak dan membantu kekebalan komunitas suatu wilayah.
Anak yang belum diimunisasi akan lebih rentan terkena penyakit dan menularkan penyakit.
1. Sejak bulan Desember 2023 telah ditemukan kasus polio di Kabupaten Mimika, Nduga, dan Asmat. Temuan kasus anak dengan polio ini dinyatakan sebagai kejadian luar biasa (KLB) polio.
2. Berdasarkan penilaian risiko menggunakan tool standar yang dikeluarkan oleh Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization), Indonesia dikategorikan wilayah risiko tinggi penularan polio. Sejumlah 32 (84%) provinsi dan 399 (78%) kabupaten/kota di Indonesia masuk dalam kategori risiko tinggi polio.
3. Oleh karena itu, perlu segera dilakukan upaya untuk menanggulangi KLB dan mencegah meluasnya transmisi/penularan melalui pemberian imunisasi tambahan tetes manis polio secara massal disebut dengan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio.
1. Polio tidak bisa diobati, namun sangat mudah dicegah dengan imunisasi polio.
2. Anak usia 0-7 tahun harus mendapat imunisasi polio tetes. Jarak pemberian imunisasi 1 dan 2 minimal 2 Minggu agar mendapat kekebalan optimal terhadap virus Polio dan terhindar dari kelumpuhan seumur hidup.
1. Imunisasi Polio Tetes sangat aman. Lebih dari 250 juta dosis telah diberikan di dunia dan tidak dilaporkan adanya efek samping atau Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) serius.
2. Dari pelaksanaan PIN Polio, Imunisasi Polio Tetes telah diberikan pada sekitar 15 juta anak di Aceh, Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sleman (DIY), tidak ada kejadian efek samping yang membahayakan ditemukan.
3. Penggunaan telah disetujui oleh badan kesehatan dunia (WHO) dan di Indonesia telah disetujui oleh badan pengawas obat dan makanan (BPOM).
Boleh. Imunisasi Polio Tetes ditunda pada anak yang sedang demam dan diare sampai anak sembuh. Imunisasi Polio Tetes tidak diberikan pada bayi dengan berat badan kurang dari 2000 gram,anak dengan gangguan sistem kekebalan, anak yang sedang dalam pengobatan jangka panjang seperti kanker, anak yang menderita HIV, serta anak yang tinggal serumah dengan penderita gangguan sistem kekebalan atau HIV. Bagi anak-anak dengan gangguan sistem kekebalan dan HIV diberikan suntik polio.
1. Imunisasi Polio Tetes dapat diberikan bersamaan dengan Imunisasi rutin lainnya.
2. Imunisasi Polio Tetes dapat diberikan bersamaan dengan vitamin A dengan urutan pemberian yaitu tetes polio terlebih dahulu lalu dilanjutkan dengan vitamin A.
3. Obat cacing diberikan 2 minggu setelah pemberian Imunisasi Polio Tetes.
Anak yang sudah mendapatkan imunisasi rutin polio TETAP HARUS mendapatkan imunisasi saat PIN Polio berlangsung. Tujuan pemberian Imunisasi Polio Tetes ini adalah untuk melindungi anak dari virus polio, menghentikan penyebaran virus polio dan menanggulangi KLB. Anak juga tetap harus melengkapi imunisasi rutin lainnya sesuai jadwal.
Imunisasi polio bisa didapatkan di tempat pelayanan seperti:
* Puskesmas, Puskesmas Pembantu;
* Posyandu;
* Sekolah (PAUD/TK/SD/MI/Pesantren)
* Pos imunisasi lainnya di bawah koordinasi puskesmas
Tanyakan jadwal pemberian imunisas polio tetes kepada puskesmas atau petugas kesehatan terdekat.
REFERENSI:
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Sub Pekan Imunisasi Nasional (SUB PIN) dalam Rangka Penanggulangan Kejadian Luar Biasa Polio Circulating Vaccine-Derived Poliovirus Type 2 (cVDPV2). Kementerian Kesehatan. 2023.
What is Polio, CDC, https://www.cdc.gov/polio/what-is-polio/index.htm
Poliomyelitis (Penyakit Virus Polio), Infeksi Emerging Kementerian Kesehatan,
https://infeksiemerging.kemkes.go.id/penyakit-virus/poliomyelitis-penyakit-virus-polio/
Poliomyelitis Fact Sheets, World Health Organization (WHO), 2022,
https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/poliomyelitis
Recent Comments